Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa indeks sektoral. Kesemua Indeks saham sektoral yang tercatat di BEI diklasifikan kedalam sembilan 
 sektor menurut klasifikasi  industri  yang 
telah  ditetapkan  BEI  dan diberi nama JASICA (Jakarta Industrial Classification). Salah satu sektor tersebut adalah sektor properti dan real estate.  Sektor properti sebagai
salah satu sektor yang penting di 
Indonesia.  Sektor properti 
merupakan indikator penting untuk menganalisis kesehatan ekonomi suatu negara. Industri properti juga merupakan sektor yang pertama memberi sinyal jatuh atau sedang bangunnya perekonomian sebuah negara (Santoso, 2005). Selain alasan tersebut, diambilnya sektor ini sebagai objek penelitian karena sektor 
ini merupakan  salah satu sektor yang volatililitasnya cukup tinggi.
Selain  volatilitas  harga 
saham  yang  tinggi,  sektor  properti  juga 
sangat  dipengaruhi oleh  kondisi perekonomian secara makro. Dampak krisis global bisa saja akan kembali mempengaruhi bisnis properti Indonesia seperti yang terjadi pada tahun 1998. Kekhawatiran ini mulai muncul sejak tahun 2003
ketika ekspansi bisnis properti begitu tinggi. Pembangunan ruko, apartemen, mal dan pusat perbelanjaan mengalami perkembangan yang signifikan, tak hanya di Jakarta namun juga di beberapa kota besar 
lainnya. Pada perkembangannya, membaiknya kondisi ekonomi membuat pertumbuhan bisnis properti nasional khususnya sejak 2003 menjadi sangat tinggi. Nilai kapitalisasi proyek properti nasional melonjak, dan puncaknya tahun 2005 nilai kapitalisasinya mencapai Rp 91,01 Triliun atau meningkat hampir sepuluh kali dibandingkan dengan nilai kapitalisasi tahun 2000 yang sebesar Rp. 9,51 Triliun (Bank Indonesia, 2008).
READ MORE : C H E C K DISINI

 
0 komentar:
Posting Komentar