Rabu, 13 November 2013

Harga Open, High, Low, Dan Close Dalam Analisis Teknikal

Anda tentu masih ingat definisi dari analisis teknikal:
“Analisis teknikal adalah cara untuk menganalisis/memprediksi pergerakan harga di masa yang akan datang, dengan menggunakan bantuan grafik harga saham.  Grafik harga saham itu adalah sebuah informasi yang berisikan pergerakan harga saham harian, yang terdiri dari harga open, high, low, dan close”
Teknikal analisis hanya memerlukan harga open, high, low, dan close.
Harga Open
Harga open atau harga pembukaan adalah harga pertama kali transaksi dilakukan pada hari itu.  Harga open tersebut mencerminkan semua informasi pasar yang ada, yang terjadi atau muncul diantara harga penutupan sehari sebelumnya dan ketika saat-saat terakhir pemodal boleh memasukkan order ke mesin bursa.  Misalnya, kalau untuk harga open di bursa Indonesia, maka faktor yang mempengaruhinya adalah:
1.       Pergerakan Indeks regional semalam.  Entah itu dari kawasan Amerika (Dow Jones Industrial, S&P, Bovista, dll), Eropa (DAX, FTSE, dll), Afrika, dan Asia Timur, bahkan Strait Times yang tutup setelah bursa kita tutup
2.       Harga komoditas.  Termasuk diantaranya harga batubara, minyak, emas, nickel, dll.
3.       Aksi korporasi emiten, seperti misalnya: pengumuman laporan keuangan , split, dll.
4.       Dan masih banyak lagi.
Intinya: semua hal yang terjadi diantara close perdagangan terakhir, hingga saat-saat terakhir orang boleh memasukkan order ke mesin bursa di pagi hari sebelum opening, itulah yang akan membentuk harga open.  Itulah sebabnya, ketika pembukaan market, harga saham bisa melompat-lompat kesana kemarin dengan seenaknya.  Jika ada informasi yang luar biasa bagus, seperti misalnya: indeks Dow Jones Industrial naik 5% dalam semalam, atau harga minyak dan komoditas lain turun 10% dalam semalam, atau direksi dan pemilik saham pengendali dari perusahaan yang selama ini sering kali melakukan aksi korporasi yang merugikan publik tiba-tiba mati bersamaan karena kapal yang mereka naiki tenggelam ditengah lautan (hahahaha… boleh dong… orang ini ‘misalnya’).  Maka harga open akan melompat ke atas atau ke bawah sebagai reaksi atas berita positif atau negatif yang mengalir selama perdagangan harga saham terjadi.
Harga High dan Harga Low
Harga high (tertinggi) dan harga low (terendah) merupakan kisaran harga pergerakan harian dari saham tersebut dimana pemodal memiliki keberanian atau rasionalitas untuk melakukan posisi beli atau posisi jual.  Jika terdapat sebuah informasi yang bilang bahwa harga saham bisa membumbung setinggi langit, pemodal bisa saja terus melakukan aksi beli sehingga harga ditutup pada posisi autorejection atas, dan demikian pula berlaku sebaliknya (vice versa).  Jika tidak terdapat berita apa-apa dan saham kehilangan minat dari pemodal untuk mentransaksikan saham tersebut, bisa saja harga high dan low terjadi pada harga yang sama (harga tidak bergerak).
Harga Close
Diantara posisi harga Open, High, Low, dan Close, harga close (penutupan) adalah harga terpenting dalam melakukan analisis teknikal.  Harga Close merupakan harga terpenting dengan alasan sebagai berikut:
·         harga close ini mencerminkan semua informasi yang ada pada semua pelaku pasar (terutama pelaku pasar institusi yang memiliki informasi yang lebih akurat) pada saat perdagangan saham tersebut berakhir.
·         (terutama bagi para hedge fund atau pengelola reksadana) harga close merupakan penentu dari kinerja dan kekayaan pemodal untuk hari itu.
·         harga close mencerminkan posisi harga dimana pemodal berani melakukan posisi hold, dalam menghadapi semua informasi yang mungkin terjadi pada malam hari, ketika tidak terjadi perdagangan.
Lebih dari 90% indikator teknikal yang digunakan oleh pelaku analisis teknikal, menggunakan harga close sebagai input utamanya.  Ini menyebabkan posisi dari harga close, bisa memicu signal beli atau signal jual.

DIPOSTING : terusbelajarsaham.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar