Anda tentu
masih ingat definisi dari analisis teknikal:
“Analisis
teknikal adalah cara untuk menganalisis/memprediksi pergerakan harga di masa
yang akan datang, dengan menggunakan bantuan grafik harga saham. Grafik
harga saham itu adalah sebuah informasi yang berisikan pergerakan harga saham
harian, yang terdiri dari harga open, high, low, dan close”
Teknikal
analisis hanya memerlukan harga open, high, low, dan close.
Harga Open
Harga open
atau harga pembukaan adalah harga pertama kali transaksi dilakukan pada hari
itu. Harga open tersebut mencerminkan semua informasi pasar yang ada,
yang terjadi atau muncul diantara harga penutupan sehari sebelumnya dan ketika
saat-saat terakhir pemodal boleh memasukkan order ke mesin bursa.
Misalnya, kalau untuk harga open di bursa Indonesia, maka faktor yang
mempengaruhinya adalah:
1.
Pergerakan Indeks regional semalam. Entah itu dari
kawasan Amerika (Dow Jones Industrial, S&P, Bovista, dll), Eropa (DAX,
FTSE, dll), Afrika, dan Asia Timur, bahkan Strait Times yang tutup setelah
bursa kita tutup
2.
Harga komoditas. Termasuk diantaranya harga
batubara, minyak, emas, nickel, dll.
3.
Aksi korporasi emiten, seperti misalnya: pengumuman
laporan keuangan , split, dll.
4.
Dan masih banyak lagi.
Intinya:
semua hal yang terjadi diantara close perdagangan terakhir, hingga saat-saat
terakhir orang boleh memasukkan order ke mesin bursa di pagi hari sebelum
opening, itulah yang akan membentuk harga open. Itulah sebabnya, ketika
pembukaan market, harga saham bisa melompat-lompat kesana kemarin dengan
seenaknya. Jika ada informasi yang luar biasa bagus, seperti misalnya:
indeks Dow Jones Industrial naik 5% dalam semalam, atau harga minyak dan
komoditas lain turun 10% dalam semalam, atau direksi dan pemilik saham
pengendali dari perusahaan yang selama ini sering kali melakukan aksi korporasi
yang merugikan publik tiba-tiba mati bersamaan karena kapal yang mereka naiki
tenggelam ditengah lautan (hahahaha… boleh dong… orang ini ‘misalnya’).
Maka harga open akan melompat ke atas atau ke bawah sebagai reaksi atas
berita positif atau negatif yang mengalir selama perdagangan harga saham
terjadi.
Harga High dan Harga Low
Harga high
(tertinggi) dan harga low (terendah) merupakan kisaran harga pergerakan harian
dari saham tersebut dimana pemodal memiliki keberanian atau rasionalitas untuk
melakukan posisi beli atau posisi jual. Jika terdapat sebuah informasi
yang bilang bahwa harga saham bisa membumbung setinggi langit, pemodal bisa
saja terus melakukan aksi beli sehingga harga ditutup pada posisi autorejection
atas, dan demikian pula berlaku sebaliknya (vice versa). Jika tidak
terdapat berita apa-apa dan saham kehilangan minat dari pemodal untuk
mentransaksikan saham tersebut, bisa saja harga high dan low terjadi pada harga
yang sama (harga tidak bergerak).
Harga Close
Diantara
posisi harga Open, High, Low, dan Close, harga close (penutupan) adalah harga
terpenting dalam melakukan analisis teknikal. Harga Close merupakan harga
terpenting dengan alasan sebagai berikut:
·
harga close ini mencerminkan semua informasi yang ada
pada semua pelaku pasar (terutama pelaku pasar institusi yang memiliki
informasi yang lebih akurat) pada saat perdagangan saham tersebut berakhir.
·
(terutama bagi para hedge fund atau pengelola reksadana)
harga close merupakan penentu dari kinerja dan kekayaan pemodal untuk hari itu.
·
harga close mencerminkan posisi harga dimana pemodal
berani melakukan posisi hold, dalam menghadapi semua informasi yang mungkin
terjadi pada malam hari, ketika tidak terjadi perdagangan.
Lebih dari 90% indikator teknikal yang digunakan oleh
pelaku analisis teknikal, menggunakan harga close sebagai input utamanya.
Ini menyebabkan posisi dari harga close, bisa memicu signal beli atau
signal jual.
DIPOSTING : terusbelajarsaham.blogspot.com
Anda tentu
masih ingat definisi dari analisis teknikal:
“Analisis
teknikal adalah cara untuk menganalisis/memprediksi pergerakan harga di masa
yang akan datang, dengan menggunakan bantuan grafik harga saham. Grafik
harga saham itu adalah sebuah informasi yang berisikan pergerakan harga saham
harian, yang terdiri dari harga open, high, low, dan close”
Teknikal
analisis hanya memerlukan harga open, high, low, dan close.
Harga Open
Harga open
atau harga pembukaan adalah harga pertama kali transaksi dilakukan pada hari
itu. Harga open tersebut mencerminkan semua informasi pasar yang ada,
yang terjadi atau muncul diantara harga penutupan sehari sebelumnya dan ketika
saat-saat terakhir pemodal boleh memasukkan order ke mesin bursa.
Misalnya, kalau untuk harga open di bursa Indonesia, maka faktor yang
mempengaruhinya adalah:
1.
Pergerakan Indeks regional semalam. Entah itu dari
kawasan Amerika (Dow Jones Industrial, S&P, Bovista, dll), Eropa (DAX,
FTSE, dll), Afrika, dan Asia Timur, bahkan Strait Times yang tutup setelah
bursa kita tutup
2.
Harga komoditas. Termasuk diantaranya harga
batubara, minyak, emas, nickel, dll.
3.
Aksi korporasi emiten, seperti misalnya: pengumuman
laporan keuangan , split, dll.
4.
Dan masih banyak lagi.
Intinya:
semua hal yang terjadi diantara close perdagangan terakhir, hingga saat-saat
terakhir orang boleh memasukkan order ke mesin bursa di pagi hari sebelum
opening, itulah yang akan membentuk harga open. Itulah sebabnya, ketika
pembukaan market, harga saham bisa melompat-lompat kesana kemarin dengan
seenaknya. Jika ada informasi yang luar biasa bagus, seperti misalnya:
indeks Dow Jones Industrial naik 5% dalam semalam, atau harga minyak dan
komoditas lain turun 10% dalam semalam, atau direksi dan pemilik saham
pengendali dari perusahaan yang selama ini sering kali melakukan aksi korporasi
yang merugikan publik tiba-tiba mati bersamaan karena kapal yang mereka naiki
tenggelam ditengah lautan (hahahaha… boleh dong… orang ini ‘misalnya’).
Maka harga open akan melompat ke atas atau ke bawah sebagai reaksi atas
berita positif atau negatif yang mengalir selama perdagangan harga saham
terjadi.
Harga High dan Harga Low
Harga high
(tertinggi) dan harga low (terendah) merupakan kisaran harga pergerakan harian
dari saham tersebut dimana pemodal memiliki keberanian atau rasionalitas untuk
melakukan posisi beli atau posisi jual. Jika terdapat sebuah informasi
yang bilang bahwa harga saham bisa membumbung setinggi langit, pemodal bisa
saja terus melakukan aksi beli sehingga harga ditutup pada posisi autorejection
atas, dan demikian pula berlaku sebaliknya (vice versa). Jika tidak
terdapat berita apa-apa dan saham kehilangan minat dari pemodal untuk
mentransaksikan saham tersebut, bisa saja harga high dan low terjadi pada harga
yang sama (harga tidak bergerak).
Harga Close
Diantara
posisi harga Open, High, Low, dan Close, harga close (penutupan) adalah harga
terpenting dalam melakukan analisis teknikal. Harga Close merupakan harga
terpenting dengan alasan sebagai berikut:
·
harga close ini mencerminkan semua informasi yang ada
pada semua pelaku pasar (terutama pelaku pasar institusi yang memiliki
informasi yang lebih akurat) pada saat perdagangan saham tersebut berakhir.
·
(terutama bagi para hedge fund atau pengelola reksadana)
harga close merupakan penentu dari kinerja dan kekayaan pemodal untuk hari itu.
·
harga close mencerminkan posisi harga dimana pemodal
berani melakukan posisi hold, dalam menghadapi semua informasi yang mungkin
terjadi pada malam hari, ketika tidak terjadi perdagangan.
Lebih dari 90% indikator teknikal yang digunakan oleh
pelaku analisis teknikal, menggunakan harga close sebagai input utamanya.
Ini menyebabkan posisi dari harga close, bisa memicu signal beli atau
signal jual.DIPOSTING : terusbelajarsaham.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar