Dalam mengukur kinerja
perusahaan investor biasanya melihat
kinerja keuangan yang tercermin dari berbagai macam rasio. Return On Equity
(ROE) adalah merupakan salah satu indikator penting yang
sering digunakan oleh investor untuk
menilai tingkat profitabilitas perusahaan sebelum melakukan investasi.
Menurut penelitian Standard and
Poor 500 di Amerika
rata – rata tingkat Return On
Equity perusahaan – perusahaan di Amerika berkisar 10 sampai dengan 15 persen
dan Return On Equity yang tinggi mempengaruhi harga saham perusahaan - perusahaan
tersebut.
Selama ini pengukuran kinerja
manajerial jarang menggunakan pendekatan perhitungan nilai tambah terhadap
biaya modal yang ditanamkan. Dengan keterbatasan dan kelemahan rasio itulah
maka diperkenalkanlah EVA ( Economic
Value Added ) sebagai ukuran tunggal kinerja perusahaan. Banyak literatur dan
penelitian menyebutkan bahwa semakin banyak perusahaan – perusahaan
besar menggunakan ukuran kinerja
EVA sebagai prinsip penuntun dalam
kebijakan perusahaan mereka. Sering EVA dianggap sebagai satu ukuran sederhana
yang memberikan gambaran yang sebenarnya dari penciptaan kekayaan pemilik
saham ( Truly, 1998). Hasil penelitian
meyatakan bahwa implementasi EVA memicu meningkatkan harga saham ( Burkette
& Hedley, 1997) dan menuntun manajer – manajernya berlaku sebagai pemilik
saham.
Fakta menunjukkan bahwa di Amerika
Serikat ada korelasi positif antara naiknya EVA suatu perusahaan terhadap harga
saham dari perusahaan yang bersangkutan.
Coca Cola misalnya, pada Agustus 1993 harga sahamnya meningkat menjadi US$ 42 dari hanya US $ 4 beberapa tahun
sebelumnya setelah mengadopsi konsep EVA. (Usahawan, No 12 / 1993) Penilaian
kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA membantu para manajermembuat keputusan
investasi yang lebih baik, mengidentifikasi kesempatan – kesempatan untuk
peningkatan kinerja dan mempertimbangkan benefit jangka pendek dan jangka
panjang untuk perusahaan. Lebih lanjut studi – studi menyebutkan bahwa EVA
adalah suatu ukuran dari kualitas keputusan manajerial (Lehn and Mahkija,
1996), juga sebagai indikator dari pertumbuhan
nilai perusahaan pada masa yang datang (Fisher, 1995). Nilai
EVA positif yang konstan terhadap waktu akan meningkatkan nilai perusahaan,
namun EVA yang negatif akan menurunkan
nilai perusahaan. Berdasarkan
kajian-kajian yang telah dilakukan tersebut, maka penulis ingin mengetahui
lebih jauh tentang hubungan EVA dan ROE terhadap harga saham padaperusahaan –
perusahaan yang termasuk kedalam LQ 45
di PT Bursa Efek Jakarta (PT. BEJ)
READ MORE : C H E C K DISINI
0 komentar:
Posting Komentar